Bagikan :  

Mari kita mengulas tentang kegagalan presentasi. Suatu kegagalan dapat diasosiasikan dengan lebih dari 50% hal yang tidak berjalan sesuai rencana. Kegagalan sendiri bersifat subyektif, artinya berdasarkan pandangan seseorang. Bisa jadi bagi seseorang, presentasi gagal total, sedangkan bagi orang lainnya menganggap cukup sukses. Sehingga diperlukan indikator obyektif yang disepakati bersama dengan tujuan evaluasi untuk perbaikan selanjutnya.

Buat Indikator Kesuksesan dan Bandingkan

Sebelum Anda terlalu jauh menghukum diri dan tim Anda bahwa sebuah presentasi gagal, buatlah list berisi indikator yang menentukan kesuksesan. Contoh list sebagai berikut:

  • Hasil rata-rata kuisioner yang diisi audiens menyatakan 80% puas (apabila menggunakan kuisioner)
  • Terdapat lebih dari 3 orang penanya di setiap sesi
  • Audiens mampu menjawab 5 pertanyaan inti dari pembicara
  • Pembicara memberikan analogi untuk setiap topik yang dibicarakan

Setelah itu, jangan lupa membandingkan hasil fakta sesi presentasi dengan list indikator yang telah Anda buat. Apabila melebihi persentase (misalnya lebih dari 50%) memberikan hasil positif maka dapat dikatakan sesi presentasi Anda sukses. Akan tetapi, apapun hasil yang diperoleh harus dievaluasi sedemikian rupa sehingga dapat dilakukan analisa dan perbaikan di masa mendatang.

Logika Melebihi Emosi

Usahakan diri Anda memiliki pengendalian diri dan melihat logika sebagai cara berpikir ketimbang emosi. Terutama ketika Anda merasa sesi presentasi gagal dilaksanakan dengan sukses. Audiens yang terlihat murung dan sama sekali tidak mendengarkan tentunya membuat Anda sedih karena tujuan komunikasi kurang tercapai. Kekecewaan akan selalu melanda, tapi disinilah Anda membutuhkan tim/partner kerja yang dapat membantu menetralisir keadaan. Sepakati bersama sebelum acara presentasi dimulai bahwa hasil apapun yang diperoleh, satu tim harus terus saling mengapresiasi dan menyemangati. Hal ini akan sangat berguna ketika sesi usai. Pikirkan secara logika bahwa sesi presentasi telah berakhir dan tidak dapat diulang kembali, apapun hasil yang terjadi tidak boleh dijadikan alasan untuk terpuruk.

Kuisioner Harus Tetap Menjadi Andalan

Berkaitan dengan poin pertama yakni indikator, Anda bisa dengan mudah melakukan pengukuran kesuksesan melalui metode kuisioner. Meski Anda sudah merasakan kemungkinan bahwa testimonial audiens bakal negatif, tapi inilah momen untuk tetap mengandalkan dan membagikan kuisioner karena disinilah kesempatan bagi Anda untuk mendapatkan respon jujur. Feedback sangat penting untuk menunjang kemajuan presentasi dan konten Anda dari waktu ke waktu.

Jangan Menyalahkan Pihak Lain

Sekalipun memang tampaknya kegagalan suatu presentasi dirasakan karena pengaruh kuat pihak tertentu, Anda harus bersikap bijak. Menyalahkan orang lain tidak akan membawa perubahan kemajuan untuk sesi berikutnya. Anda harus bersikap obyektif dan melihat peran diri sebagai penentu sukses/gagalnya suatu presentasi. Apabila suatu presentasi kurang efektif dijalankan karena contohnya mesin pendingin (AC) yang tidak jalan sehingga audiens gerah dan meninggalkan tempat satu per satu, maka bukan merupakan kesalahan pihak gedung sepenuhnya. Anda dapat memperketat pengecekan kesiapan pendukung sebelum sesi presentasi berikutnya dimulai dan menanyakan terlebih dahulu apa yang terjadi sebenarnya. Demikian juga Anda harus berfokus pada solusi agar audiens dapat kembali mau mengikuti sesi presentasi Anda selanjutnya (bisa dengan meminta maaf dengan tulus dan mengemukakan kondisi yang sebenarnya serta hal ini tidak akan terulang lagi ke depannya).

Jika Anda memiliki topik yang ingin kami bahas agar dapat berguna untuk pengembangan kemampuan presentasi, jangan sungkan untuk mengajukannya ke [email protected]
Terima kasih telah berkunjung ke website kami!



Pictures credit to Pexels

Bagikan :  


Tips dan Trik Lainnya


0%
Uploading