Bagikan :  

Alkisah ada seorang pemuda yang pintar secara intelektual dan meraih prestasi serta beasiswa hingga bangku kuliah universitas ternama. Selepas sarjana, pemuda ini segera merintis bisnis dengan rekannya dan menikmati masa-masa kejayaan yang bisa dikatakan sukses. Akan tetapi, suatu hari ternyata rekan bisnisnya ini menipu dan membawa kabur aset bisnis. Semua hilang begitu saja. Pemuda ini lantas mengalami depresi yang teramat sangat dan mengurung diri. Dikabarkan terakhir bahwa pemuda ini akhirnya trauma dan mengalami keterbelakangan mental selama bertahun-tahun.

Apa mungkin Anda pernah mendengar kejadian serupa dengan kisah di atas? Kita dapat menarik benang merah bahwa seringkali orang dididik untuk membenci kegagalan agar fokus meraih kesuksesan. Tidak ada yang salah dengan pandangan tersebut. Hanya saja menjadi masalah ketika mental yang terbentuk adalah mental takut gagal, bukannya mental berani gagal. Manusia seringkali termakan oleh mindset takut gagal dan gengsi sehingga merasa tidak mampu lagi menghadapi segala konsekuensi dari kegagalan yang ada. Padahal, kita mengetahui bahwa kegagalan justru memberi ruang bagi kita untuk mengetahui kekurangan dan celah dimana kita perlu koreksi diri. Dan tentunya semua hal ini akan memberikan perbaikan diri yang jauh lebih baik untuk ke depannya.

Sama halnya apabila Anda gagal dalam menyampaikan suatu sesi presentasi. Mungkin audiens Anda terlihat tidak tertarik dengan ide Anda. Lantas apakah Anda akan berhenti untuk presentasi sesi selanjutnya? Tentu tidak. Disinilah Anda membutuhkan rekan-rekan yang bisa memberikan masukan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Mental kita harus dibiasakan untuk menjadikan kegagalan sebagai guru paling berharga dan menganggap semua hal sebagai proses yang membangun. Jangan hanya melihat dari hasil akhir saja. Biasakan untuk selalu mengadakan sesi evaluasi di akhir presentasi untuk menemukan apa yang bisa Anda perbaiki ke depannya. Apabila indikator kesuksesan Anda sudah tercapai, Anda bisa mencoba untuk mengatur indikator yang lebih tinggi lagi agar proses pembelajaran terus meningkat.

Ingat, tidak ada orang yang meraih kesuksesan secara instan tanpa mempelajari bagaimana kegagalan terjadi. Berani gagal berarti mau belajar untuk menjadi karakter manusia yang lebih baik setiap harinya. Berani gagal juga merupakan mental pemenang yang selalu berani mengambil kesempatan dan konsekuensi. Percaya bahwa kegagalan adalah proses pembentukan karakter yang mendewasakan. Ciptakan mental berani gagal dari diri Anda dan lingkungan Anda.

Jika Anda memiliki topik yang ingin kami bahas agar dapat berguna untuk pengembangan kemampuan presentasi, jangan sungkan untuk mengajukannya ke [email protected]

Terima kasih telah berkunjung ke website kami!

Pictures credit to Pexels

Bagikan :  


Tips dan Trik Lainnya


0%
Uploading